Ban sin (tradisi sembahyang/pai)
Ban sin merupakan upacara sembahyang kepada dewa. Biasanya dilaksanakan tanggal 15 bulan 12 (penanggalan imlek). Ban : bayar ; sin : dewa mungkin artinya membayar kepada dewa pada menjelang tahun baru atau pun akhir tahun.
altar yang dibuat menghadap ke timur, ada 2 tempat hio disini yang dimana diberikan persembahan berbeda. Tempat a persembahannya : teh 3 gelas, arak putih 5 gelas, sam sang, dan nasi kuning (dari beras ketan) + gula kelapa 3 piring. dan tempat b diberikan ; cai choi (soun, fucuk, dan juga kacang tanah yang direbus dan dalam 3 piring terpisah), teh 3 gelas, dan kue nasi kuning (dari beras ketan) + gula kelapa, serta 3 macam buah.
mulai dari tanggal yang disebutkan jam persembahyangan sudah boleh dilakukan mulai dari jam 3 pagi/subuh. Ditunggu hingga 1 - 1.5 jam persembahan sudah boleh diangkat sekitar jam 4. perlu diperhatikan saat sebelum mengangkat persembahan membakar kertas sembahyang, setelah itu menyiram teh dan arak secara bergantian dengan gerak melingkari kumpulan kertas sembahyang yang terbakar bersama bambu yang tidak terbakar pada hio dan hio menyala. lalu matikan lilin dan baru persembahan boleh diangkat.
Mungkin hal yang saya tangkap dalam tradisi ini adalah kita membayar kepada dewa berupa persembahan, anggap saja sebagai bayaran atas perlindungannya selama hampir 1 tahun.
berikut gambarnya !
Demikian artikel terbuat, jika ada yang dapat menambahkan silahkan !!!
altar yang dibuat menghadap ke timur, ada 2 tempat hio disini yang dimana diberikan persembahan berbeda. Tempat a persembahannya : teh 3 gelas, arak putih 5 gelas, sam sang, dan nasi kuning (dari beras ketan) + gula kelapa 3 piring. dan tempat b diberikan ; cai choi (soun, fucuk, dan juga kacang tanah yang direbus dan dalam 3 piring terpisah), teh 3 gelas, dan kue nasi kuning (dari beras ketan) + gula kelapa, serta 3 macam buah.
mulai dari tanggal yang disebutkan jam persembahyangan sudah boleh dilakukan mulai dari jam 3 pagi/subuh. Ditunggu hingga 1 - 1.5 jam persembahan sudah boleh diangkat sekitar jam 4. perlu diperhatikan saat sebelum mengangkat persembahan membakar kertas sembahyang, setelah itu menyiram teh dan arak secara bergantian dengan gerak melingkari kumpulan kertas sembahyang yang terbakar bersama bambu yang tidak terbakar pada hio dan hio menyala. lalu matikan lilin dan baru persembahan boleh diangkat.
Mungkin hal yang saya tangkap dalam tradisi ini adalah kita membayar kepada dewa berupa persembahan, anggap saja sebagai bayaran atas perlindungannya selama hampir 1 tahun.
berikut gambarnya !
Demikian artikel terbuat, jika ada yang dapat menambahkan silahkan !!!
Comments
Post a Comment