Virus Tungro


Bagi yang ingin tahu ringkasan tentang virus tungro secara ringkas dan lengkap. 
langsung saja !

1.      Diskripsi virus
Penyakit tungro pada tanaman padi ini disebabkan oleh asosiasi dari dua jenis virus.
•    Kedua bentuk partikel virus yang berasosiasi yaitu RTBV (Rice Tungro Baciliform Virus) dengan ukuran 140 x 35 mm dan RTSV (Rice Tungro Spherical Virus) dengan diameter antara 30 – 33 nm.
•    RTBV merupakan anggota dari group”Badnavirus = Banana dna virus” dan hanya dapat ditularkan oleh wereng daun (leafhopper) secara semi persisten dengan hadirnya RTSV.
•    RTSV masuk dalam group “Waika Viruses Sesquivividae” dan dapat ditularkan oleh wereng daun serta berfungsi sebagai “helper virus” untuk RTBV.
•    Kedua partikel virus tersebut dapat berada di dalam suatu sel secara bersama-sama tanpa mengakibatkan terjadinya proteksi silang antara satu dengan yang lain.
                      
2.      Gambar virus

google.com
google.com


3.      Gejala penyakit
·         Gejala khas serangan Penyakit Tungro yaitu daun berwarna kuning oranye (berbintik-bintik karat berwarna hitam) yang dimulai dari ujung daun selanjutnya berkembang ke bagian bawah.
·         berkurangnya jumlah anakan dan pertumbuhan yang kerdil.
·         Helaian daun dan pelepah daun memendek. Helaian daun muda yang tidak menggulung dijepit oleh pelepah daun dan daun-daunnya terpuntir atau menggulung sedikit.
·         Malai tanaman yang terinfeksi biasanya kecil dan keluar tidak sempurna.
·         Bulir-bulirnya tertutup bercak coklat dan beratnya kurang dibanding bulir normal.

4.      Masa inkubasi
Masa inkubasi virus pada tanaman 6-10 hari.

5.      Cara penularan

Wereng hijau yang telah mendapatkan virus segera dapat menularkan virus secara terus menerus.
Tungro ditularkan melalui serangga penular yaitu wereng hijau (Nephotettix spp.) atau wereng loreng ((Recilia dorsalis). Sifat penularan virus oleh vektornya bersifat semi persisten artinya periode akuisisi minimum 5-30 menit dan periode inokulasi minimum 7-30 menit. Masa inkubasi virus pada tanaman 6-10 hari, virus dapat ditularkan melalui semua stadia serangga, yaitu nimfa dan imagonya, jantan dan betina.

Secara bertahap serangga akan kehilangan infektivitasnya, sehingga 50% dari serangga menjadi tidak infektif 24 jam setelah waktu akuisisi. Retensi virus dalam tubuh serangga berkisar dari 3-6 hari. Virus tidak diturunkan melalui telur, jadi nimfa dari wereng yang infektif tidak menjadi infektif, demikian juga pergantian kulit menyebabkan hilangnya keefektifan dari wereng tersebut. Diantara beberapa jenis wereng hijau dan wereng loreng, N. virescens merupakan serangga yang paling efektif sebagai vektor. Jarak penyebaran oleh wereng hijau dari sumber inokulum kira-kira 250 meter tetapi bila ada angin maka penyebaran tersebut menjadi lebih luas lagi .

6.      Cara mencegah dan mengobati
·         mengatur pola tanam pada areal padi dengan melakukan pergiliran tanamn bukan padi untuk memutus siklus hidup wereng hijau dan meniadakan sumber penyakitnya.

·         melakukan pengolahan tanah sesegera mungkin setelah pemanenan.  Hal ini dimaksudkan untuk memusnahkan singgang tanaman padi sebagai inang vektor.

·         mengupayakan penanaman secara serempak dalam satu hamparan.

·         melakukan pemantauan secara terjadwal sejak awal dimulai di singang-singgang sehabis panen, dilanjutkan pada persemaian dan tanaman muda (saat tanaman kritis umur 2-6 minggu setelah tanam), khususnya di daerah endermis tungro. 

·         pada saat persemaian benih disebar paling cepat 5 hari setelah pengolahan tanah, mengingat virus tungro yang ada di singgang dan tubuh wereng hijau telah hilang setelah periode waktu tersebut.  Kemudian pada daerah kronis tungro sebelum melakukan penyebaran benih sebaiknya tanah diberi insktisida bahan aktif carbofuran sebanyak 4 kg/500 m2 dengan cara dibenamkan bersamaan dengan pengolahan tanah. Bibit sebaiknya tidak menggunakan dari daerah yang terdapat serangan tungro.  Bibit yang terinfeksi tungro harus dicabut dan kemudian dimusnahkan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah. Kemudian melakukan penyemprotan  dengan insektisida anjuran bila populasi vektor (wereng hijau) mencapai 20 ekor per 25 ayunan jaring.

·         pengendalian saat tanaman muda. Pengendalian dilakukan dengan mengatur saat tanam sedemikian rupa agar saat populasi wereng hijau tinggi, tanaman padi sudah berumur lebih 60 HST.  Selain itu dilakukan eradikasi selektif secara kesinambungan dan melakukan penyemprotan insktisida anjuran bila populasi wereng hijau minimal 3 ekor per 25 ayunan jaring.





Comments

Popular posts from this blog

Kamus Hakka - Indonesia (nama hewan)

Ringkasan Cerita Sangkuriang

kamus hakka - indonesia